Banyak orang
berpikir bahwa menjadi kaya adalah takdir sehingga banyak yang melihat
kesuksesan orang lain dengan iri hati, tetapi sesungguhnya untuk mencapai itu tidak banyak dari mereka
yang pernah menjalani keterpurukan lebih dari apa yang dapat kita bayangkan,
mereka juga berusaha dan berpikir jauh lebih keras dari yang telah kita
bayangkan. Sebagian orang kaya memiliki cara pandang yang cenderung berbeda
dengan sebagian besar orang lain dalam menjalani hidup mereka. Berikut beberapa
cara pola pikir yang dapat kita contoh:
·
Tujuan yang Besar
Orang kaya
memiliki tujuan besar yang telah ditetapkan sebagai target yang harus mereka
raih, sementara sebagian besar orang miskin menetapkan target namun tidak
pernah menjadikannya sebagai keharusan. Orang miskin selalu berpikir untuk
mencapai hidup yang nyaman saja, sedangkan orang kaya rela menunda hidup yang
nyaman untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
·
Fokus Pada Pemasukan
Orang kaya
selalu berfokus pada pemasukan, dan inilah yang menjadikan orang kaya menjadi
semakin kaya. Sedangkan orang miskin hanya berpikir pada life style, dimana
penampilan mereka jauh lebih luar biasa dibandingkan kondisi kemampuan ekonominya.
Sebagian besar orang miskin berusaha menyisihkan pendapatannya untuk ditabung
sedangkan orang kaya terus berpikir bagaimana sisa pendapatannya dapat
menghasilkan lebih banyak pendapatan lagi.
·
Orientasi Waktu
Semakin hari
kehidupan ekonomi menjadi semakin sulit karena tingkat persaingan yang semakin
ketat, sumber daya yang semakin terbatas dan lain sebagainya. Sehingga banyak
orang miskin masih hidup dan berpikir pada masa lalu dimana mereka dapat menjalani
hidup dengan lebih mudah, ketika harga bahan pokok lebih murah dan sebagainya
yang mengakibatkan mereka selalu terjebak dalam masa lalu dan tidak berkembang.
Sedangkan orang kaya berpikir jauh ke depan, dengan mempersiapkan diri
menghadapai dan ikut serta dalam perkembangan yang akan terjadi dengan
berinovasi dan kreatifitas.
·
Pandangan Mengenai Kegagalan
Orang kaya
selalu melihat setiap resiko sebagai suatu peluang, dimana setiap ada resiko di
sana selalu
terdapat peluang. Di saat kegagalan itu terjadi, orang kaya menjadikan itu
sebagai pengalaman atau pembelajaran dan menganggapnya sebagai awal yang baik
untuk memulai kembali, sedangkan orang miskin akan terus meratapi
keterpurukannya dan menggapnya sebagai akhir dari segalanya.